Posted by : Unknown Friday, February 1, 2013


A.    DEFINISI
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah.

Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. (Effendi, 2008).

B.     ETIOLOGI
Terdapat bermacam-macam agen penyebab konjungtivitis, antara lain:
a. infeksi oleh virus atau bakteri ( Staphylococcus sp., Clamydia sp., dan Neisseria sp.)
b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik     atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
d. pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis.
Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-
tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:
a.       Entropionatauektropion
b.      kelainansaluranairmata
c.       kepekaan terhadap bahan kimia
d.      pemaparan oleh iritan
e.       infeksi oleh bakteri tertentu, terutama klamidia. (Medicastore, 2009).
Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya konjungtivitis yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan udara (seperti asap dan cairan fumigasi) (Effendi, 2008).

C.     KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya:
1.      Konjungtivitis virus.
 Biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivitis ini, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.
2.      Konjungtivitis bakteri.
Biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan
3.      Konjungtivitis alergi.
Konjungtivitis ini juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
4.      Konjungtivitis papiler raksasa.
dalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata.

D.     TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
a.       konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
b.      produksi air mata berlebihan (epifora).kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan.
c.       konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
d.      pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai
e.       reaksi nonspesifik peradangan.
f.       pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
g.      terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein).
h.      dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah:
a.       mata berair
b.      mata terasa nyeri
c.       mata terasa gatal
d.      pandangan kabur
e.       peka terhadap cahaya
f.       terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari

E.     KOMPLIKASI
Terdapat  beberapa komplikasi dari konjungtivitis antara lain:
a.       Glaucoma
b.      Katarak
c.       ablasi retina
d.      komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit
e.       dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
f.       komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
g.      komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta
h.      komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu penglihatan.

F.     PATOFISIOLOGI (terlampir)

G.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan konjungtivitis antara lain sebagai berikut:
1.      Pemeriksaan Mata
2.      Pemeriksaan tajam penglihatan
3.      Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter, dan perimeter
4.      Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein
5.      Pemeriksaan dengan uji festel
6.      Pemeriksaan oftalmoskop
7.      Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop
8.      pemeriksaan Laboratorium
Dapat dilakukan pemeriksaan tinja, kemungkinan kuman dan adanya tuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva. Pemeriksaan dengan pewarnaan gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme penyebab maupun adanya infeksi sekunder.

H.     PENATALAKSANAAN
1.      Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata.
2.      Obat tetes atau salep antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati konjungtivitis bakteri. Antibiotik minum juga sering digunakan jika ada infeksi di bagian tubuh lain. Pada konjungtivitis bakteri atau virus, dapat dilakukan kompres hangat di daerah mata untuk meringankan gejala.
3.      Tablet atau tetes mata antihistamin cocok diberikan pada konjungtivitis alergi. Selain itu, air mata buatan juga dapat diberikan agar mata terasa lebih nyaman, sekaligus melindungi mata dari paparan alergen, atau mengencerkan alergen yang ada di lapisan air mata.
4.      Untuk konjungtivitis papiler raksasa, pengobatan utama adalah menghentikan paparan dengan benda yang diduga sebagai penyebab, misalnya berhenti menggunakan lensa kontak. Selain itu dapat diberikan tetes mata yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan rasa gatal di mata.

I.       RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri tekan b.d oedem
2.      Resiko cidera b.d penurunan visus, peningkatan TIO
3.      Gangguan rasa nyaman b.d sekret berlebih pada mata
4.      Gangguan citra tubuh b.d eksudasi berlebih pada mata
5.      Resiko peningkatan penularan penyakit mata b.d kurang pengetahuan tentang penanganan penyakit.

J.       INTERVENSI  KEPERAWATAN
1.      Nyeri tekan b.d oedem
Tujuan           : Nyeri tekan berkurang atau hilang.
Kriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang.
Intervensi :
a.       Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, karakteristiknya, faktor yang memperburuk atau meredahkan
b.      Evaluasi perilaku nyeri
c.       Berikan kompres dingi pada kepala.
Rasional :
a.       Nyeri merupakan pengalaman subyektif. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan
b.      Nyeri dapat diperberat karena persepsi terhadap nyeri tidak dapat dipercaya atau karena klien mempercayai pemberi asuhan mengabaikan keluhan nyeri
c.       Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
2.      Resiko cedera b.d penurunan virus, peningkatan TIO
Tujuan : Menurunkan resiko cedera yang mungkin timbul.
Kriteria hasil :
a.       Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera
b.      Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko untuk melindungi diri dari cedera
c.       Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Intervensi :
a.       Batasi aktifitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membungkuk
b.      Pertahanan perlindungan mata sesuai indikasi
c.       Observasi bilik anterior kempes, pupil berbentuk buah pir
d.      Jauhkan benda-benda yang dapat meningkatkan resiko cedera, misalnya meletakkan meja, kursi menempel pada dinding
e.       Kolaborasi : berikan obat diamox sesuai indikasi
Rasional :
a.       Menurunkan TIO
b.      Melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan bola mata
c.       Menunjukkan prolap iris disebabkan oleh tekanan mata
d.      Meningkatkan keamanan klien
e.       Diamox menurunkan TIO bila terjadi peningkatan.

3.      Gangguan rasa nyaman b.d sekret berlebih pada mata.
Tujuan: mengembalikan atau meningkatkan kenyamanan terutama pada area mata.
Kriteria hasil:
a.       melaporkan tidak adanya gangguan rasa nyaman
b.      tidak menunjukkan keluhan adanya sekret berlebih pada mata.

intervensi:
1.      bersihkan sekret mata, misalnya dengan irigasi dengan air bersih
2.      ajarkan tehnik membersihkan secret pada mata dengan benar
3.      kolaborasi: berikan mata buatan sesuai indikasi.

rasional:
1.      mengeluarkan kotoran ataupun menghilangkan secret pada area mata
2.      mengurangi resiko cedera pada mata akibat perlakuan yang tidak benar padpa mata saat membersihkan dengan cara yang kurang benar
3.      memberikan kenyamanan pada mata dan mata terasa lebih segar.
4.      Gangguan citra tubuh b.d eksudasi berlebih pada mata.
Tujuan: mengembalikan persepsi citra tubuh normal atau baik.
Kriteria hasil:
a.       Mengenali perubahan dalam konsep diri yang akurat tanpa harga diri negative
b.      Membuat rencana nyata untuk mengembalikan peran diri
Intervensi:
1.      Bersihkan secara rutin eksudasi berlebih
2.      Dorong partisipasi dalam aktifitas sehari-hari
3.      Perhatikan prilaku menarik diri
4.      Kolabirasi: berikan astringen sesuai indikasi.
Rasional:
1.      Eksudasi berlebih menimbulkan penumpukan secret
2.      Meningkatkan persaan harga diri
3.      Mengindentifikasi kebutuha untuk intervensi
4.      Larutan astringen menjaga mata tetap bersih.
5. Resiko peningkatan penularan penyakit mata b.d keterbatasan pengetahuan tentang   penyakit.
Tujuan: menurunkan resiko tinggi penularan prnyakit mata
Kriteria hasil:
1.      mengetahui agen penularan penyakit mata
2.      mengubah pola hidup yang berkaitan dalam proses penularan
3.      meningkatkan proteksi diri untuk mencegah terjadinya penularan
intervensi:
1.      jaga kebersihan diri terutama area mata yang terkontaminasi atau terdapat penyakit

2.      ajari klien untuk melindungi diri dan mencegah penggunaan barang yang sama denga orang lain
3.      beritahu klien bahhwa mitos penularan mata melalui memandang mata yang sakit tidaklah benar.
Rasional:
1.      Mengurangi bakteri atau agen lain penular penyakit mata
2.      Memutus rantai penularan penyakit
3.      Mencegah tindakan berlebih dalam proteksi diri.
Daftar Pustaka
untuk daftar pustaka silahkan klik disini

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
www.winzulkim.blogspot.com
irwinsyah site's
Selamat Datang di Win Zul Kim blog, selamat surfing. terima kasih by irwinsyah azizul hakim

Anda Pengunjung Ke -

Blogger templates

" />

Asal Pengunjung

My Facebook

Win Zul Kim |Profil
silahkan klik 'like' diatas

secure link

irwinsyah network. Powered by Blogger.

- Copyright © irwinsyah azizul hakim -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -