Persema Malang (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)VIVAbola - Manajer Persema Malang, Patrick Tarigan mengaku akan mengambil langkah konkret terkait putusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mendiskualifikasi Persema dari putaran dua kompetisi IPL. Persema didiskualifikasi karena dua kali walked-over (WO).
Selain mengajukan banding, Persema juga akan menuntut ganti rugi kepada PT Liga Prima Sportinda (LPIS) sebagai pengelola kompetisi IPL. Menurut Patrick, Persema tidak akan mengalami kerugian besar bila PT LPIS mengerti regulasi
"Persema didiskualifikasi karena aturan main. Setelah dua kali WO, kami seharusnya langsung didiskualifikasi. Tapi kami tidak mendapatkan surat dari PT LPIS berbentuk peringatan. Namun kami tetap berkompetisi," ujar Patrick di kantor PSSI, Senayan, Rabu 4 September 2013.
"Saya mendapat arahan, itu sudah salah. Seharusnya, PT LPIS menghentikan Persema, sehingga tidak banyak biaya yang kami keluarkan untuk menjalani pertandingan," sambung Patrick.
Menurut Patrick, pihaknya meminta ganti rugi biaya operasional yang sudah dikeluarkan untuk mengikuti kompetisi setelah WO kedua di partai ke-5 IPL putaran pertama. Usai laga ke-5, Persema menjalani 10 pertandingan di putaran pertama.
"Kami berharap, ganti ruginya 100 persen sejak WO kedua atau setelah putusan KLB keluar. Setelah WO, kami berkomitmen untuk menjalani semua pertandingan hingga musim berakhir."
"Hitungannya seperti ini. Untuk pertandingan tandang, kami harus mengeluarkan Rp80 sampai 100 juta sementara jika pertandingan kandang, kami harus mengeluarkan 60 sampai 70 juta," papar Patrick.
Selain meminta ganti rugi, Persema juga mencoba menempuh banding atas diskualifikasi dari Komdis. Karena sampai saat ini, Persema masih berlatih untuk menghadapi Persebaya Surabaya.
"Bila banding ditolak, pertandingan melawan Persebaya akan kami jadikan momentum untuk menyampaikan terima kasih dan perpisahan untuk musim ini." katanya.
"Kami berharap musim depan bisa bermain di Divisi Utama agar tetap menjadi tim profesional. Kami tidak mau tampil di Divisi Amatir," ujar Patrick.
View the original article here
