Posted by : Unknown
Friday, September 21, 2012
1. DEFINISI
Hipertensi menurut (JNC)
sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan
sesuai derajat keparahannya, mempunyai
rentang dari tekanan darah ( TD ) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
2. ETIOLOGI
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita
hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
3. KLASIFIKASI
KATEGORI
|
SISTOLIK
|
DIASTOLIK
|
Normal
|
<120 mmHg
|
(dan) < 80 mmHg
|
Pre- hipertensi
|
120 – 139 mmHg
|
(atau) 80 – 89 mmHg
|
Satdium 1
|
140 159 mmHg
|
(atau) 90 – 99 mmHg
|
Hipertensi diklasifikasikan sesuia
derajat keparahannya, mempunyai renntang tekanan darah normal – tinggi sampai
hipertensi maligna, keadaan ini di kategorikan sebagai primer atau essensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi
patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki.
Pada Hipertensi
sistolik, tekanan mencapai 140 mmHg tekanan diastoliknya <90 mmHg hipertensi
ini sering ditemukan pada usia lanjut.
4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
a.
Aktifitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekwensi
jantung meningkat, perubahan irama jantung
b.
Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi aterosklerosis, penyakit jantung koroner
atau katup dan penyakit serebro vaskuler. Episode palpitasi, respirasi.
Tanda : kenaikan
tekanan darah, nadi, frekwensi atau irama = Takikardia berbagai disritmia.
Kulit pucat cyanosis.
c.
Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner atau keterlibatan jantung ),
nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi. Sakit kepala oksipital berat
seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Tanda dan gejala pada
hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
·
Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang
spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain
penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
·
Gejala Yang Lazim
Sering dikatakan
bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.
Foto dada dan CT scan
B.
EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
C.
Pemeriksaan retina
D. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
E. Riwayat dan pemeriksaan
fisik secara menyeluruh
F.
Urinalisa untuk
mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
G. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena
arteriogram renal,
H.
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. PENATA
LAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan
dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.
Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
·
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
·
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
·
Penurunan berat badan
·
Penurunan asupan etanol
b. Menghentikan merokok
c. Diet tinggi kalium
d. Latihan Fisik
c. Diet tinggi kalium
d. Latihan Fisik
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Terapi
dengan Obat
Tujuan pengobatan
hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan
mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat(1).
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( Joint National Committee On
Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988 )menyimpulkan
bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan
penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
8. RUMUSAN
DIAGNOSA
·
Resiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
·
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
·
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan laporan verbal tentang keletihan dan kelemahan.
9. INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa : Resiko
tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
|
|
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak
terjadi iskemia miokard
|
|
Kriteria
: Memperlihatkan
irama dan frekuensi jantung stabil
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Pantau
TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
|
Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang keterlibatan atau bidang masalah vaskular.
|
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan
perifer
|
Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis
mungkin teramati atau terpalsasi
|
Auskultasi tonus dan bunyi nafas
|
S4 umum terdengar pada pasien
hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium(peningkatan volume atau tekanan
atrium
|
Kolaborasi
untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi. Contoh : diuretik tiazit
|
Tiazit mungkin digunakan sendiri atau
dicampur denganobat lain untuk menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal
yang relatif normal
|
Diagnosa
: Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
|
|
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
|
|
Kriteria
: Pasien
mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Pertahankan
tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
|
Meminimalkan stimulasi atau
meningkatkan relaksasi
|
Hilangkan / minimalkan aktifitas
vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya : mengejang saat
BAB, batuk panjang, membungkuk.
|
Aktifitas yang meningkatkan vasokonstriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular cerebral.
|
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
|
Pusing dan penglihatan kabur sering
berhubungan dengan sakit kepala.
|
Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila
terjadi pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk
menhentikan pendarahan.
|
Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres
hidung dapat mengganggu menelan atau
membutuhkan nafas dengan mulut.
|
Berikan sesuai indikasi : analgesik.
|
Menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan
rangsang sistem saraf simpatis
|
Diagnosa
: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan laporan verbal tentang
keletihan dan kelemahan
|
|
Tujuan : Aktifitas tidak terganggu.
|
|
Kriteria
: Berpartisipasi
dalam aktifitas atau yang diperlukan.
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kaji respon
pasien terhadap aktifitas, perhatikan frekwensi nadi lebih dari 20 kali
permenit di atas frekwensi istirahat.
|
Menyebutkan parameter membantu dalam
mengkaji respon fisologi terhadap stres aktifitas dan bila ada merupakan
indikator dari kelebihan kerja yang
berkaitan dengan tingkat aktifitas.
|
Instruksikan pasien tentang teknik
penghematan energi misalnya : menggunakan
kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,
melakukan akitifitas secara perlahan.
|
Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan.
|
Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas
atau perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan.
|
Kemajuan aktifitas bertahap
mencegah peningkatan kerja jantung
tiba – tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktifitas.
|
10. EVALUASI
·
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman
·
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
·
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan laporan verbal tentang keletihan dan kelemahan
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn
E.2000.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN.Jakarta:kedokteran
ECG
Suddarth.2002.Buku Ajar :
Keperawatan Medikal Bedah Vol 2: Jakarta. EGC
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA
www.winzulkim.blogspot.com
irwinsyah site's
top 5 article
Anda Pengunjung Ke -
Asal Pengunjung
My Facebook
irwinsyah network. Powered by Blogger.